Makalah pembelajaran jarak jauh
PEMBELAJARAN JARAK JAUH
Makalah
Ini Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran
Dosen : Dr. Ambar
Sri Lestari SE, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Fikria Nurhady Tama (15010108002)
Munawar
Lisa Ardianti
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PRODI BIOLOGI
IAIN KENDARI
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah swt karena
atas berkat dan rahmat-Nyalah kami
dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul โ pembelajaran jarak jauhโ. Makalah ini disusun
sebagai tugas dari Dosen
Media Pembelajaran Dr.
Ambar Sri Lestari SE, M.Pd untuk penambahan nilai pelajaran Media Pembelajaran semester
5. Makalah ini berisi
materi tentang semua yang berhubungan dengan Pembelajaran jarak
jauh. Namun, kami menyadari betul bahwa
masih terdapat banyak kekurangan
dalam makalah ini mengingat kami
masih dalam proses pembelajaran.
Untuk itu, kritik dan saran sangat kami
harapkan dari semua pihak
yang bersifat membangun bagi kesempurnaan makalah ini. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, kami mengucapkan banyak
terimakasih bagi semua pihak yang telah berperan dalam
pembuatan makalah ini.
Kendari, 21 November 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diera informasi globalisasi
informasi seperti saat ini terdapat beberapa trend dibidang tellekomunikasi
yaitu sudah saatnya diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan
teknologi informasi dalam sistem pembeelajaran khususnya pada pembelajaran
jarak jauh dimaksudkan agar meningkatkan kemandiria, individualisasi dan
otonomi peserta belajar didalam proses pembelajarannya sesuai dengan
karakteristik dari pembelajaran jarak jauh itu sendiri. Kondisi yang ada selama
ini bahwa sisem pembelajaran yang ada dalam pendidikan jarak jauh belum
fleksibel dan masih berupa refleksi dari pembelajaran yang centralized. seiring
dengan pesatnya teknologi informasi, sistem pembelajaran jarak jauh sebenarnya
dapat berupa menjadi sebuah sistemm yang interaktif, dapat melibatkan
kelompok-kelompok tanpa mengurangi keindividuan masing-masing peserta didik,
dilain pihak dapat pula bersifat sangat private dimana peserta didik dapat
dikonttrol disegala situasi tanpa dibatasi oleh waktu dan ruang.[1]
Persoalan pendidikan
bukanlah lagi masalah yang harus diselesaikan oleh satu pihak saja namun harus
menjadi pola pikir banyak pihak, tetapi bukan berarti semua pihak juga ikut
memutuskan masalah pendidikan ini. Karena jika semua ikut memutuskan maka
โcentang prenanglahโ dunia pendidikan Indonesia. Banyak hal yang harus
diselesaikan dalam tubuh pendidikan itu sendiri, terutama tuntutan atas peran
strategis pendidikan sebagai suatu pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
mewujudkan pencerdasan kehidupan bangsa, telah mendorong tumbuhnya berbagai
inovasi dalam sistem pendidikan.
Usaha pembangunan
pendidikan dengan caracara yang konvensional seperti membangun gedung-gedung
sekolah dan mengangkat guru baru, hal ini tidak lagi dapat dipandang sebagai
langkah yang mampu memecahkan masalah pendidikan. Pembaharuan pendidikan tidak
mungkin lagi dapat dilakukan dengan cara-cara yang lama dengan menggunakan
metode yang lama. Seiring dengan perkembangan di banyak bidang yang cenderung
tidak menentu, tuntutan akan peningkatan kualitas sumber daya manusia semakin
muncul kepermukaan. Kedudukan strategis, baik disektor umum maupun swasta,
menuntut sumber daya manusia yang memiliki latar belakang pendidikan yang lebih
tinggi. Sehingga wajar jika motivasi publik untuk terus menambah pengetahuannya
melalui institusi pendidikan tinggi semakin meningkat.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian sistem belajar jarak jauh?
- Bagaimana ciri-ciri pembelajaran jarak jauh?
- Bagaimana TingkatanPendidikan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh?
- Bagaimana Prinsip Pendidikan Sistem Belajar Jarak jauh?
- Bagaimana Pengelolaan Pembelajaran Jarak Jauh?
- Apa Lingkup Pembelajaran jarak jauh?
- Apa Media Yang Digunakan DalamPembelajaran Jarak Jauh?
- Apa Kunci Utama Dan Peranannya Dalam Pembelajaran Jarak Jauh?
- Apa Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning)?
- Apa Masalah dan Kendala Pembelajaran Jarak Jauh?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian sistem belajar jarak jauh.
- Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran jarak jauh.
- Untuk mengetahui Tingkatan Pendidikan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
- Untuk mengetahui Prinsip Pendidikan Sistem Belajar Jarak jauh
- Untuk mengetahui Pengelolaan Pembelajaran Jarak Jauh
- Untuk mengetahui Lingkup Pembelajaran jarak jauh
- Untuk mengetahui Media Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
- Untuk mengetahui Kunci Utama Dan Peranannya Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
- Untuk mengetahui Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning)
- Untuk mengetahui Masalah dan Kendala Pembelajaran Jarak Jauh
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem Belajar Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh
adalah sekumpulan metode pengajaran di mana aktivitas pengajaran dilaksanakan
secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat
berupa jarak fisik maupun nonfisik.1 Jarak fisik dalam artian lokasi, dan jarak
nonfisik yakni kondisi.[2]
Melalui PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) pula dimungkinkan antara pengajar dan
pembelajar berbeda tempat bahkan bisa dipisahkan oleh jarak yang sangat jauh,
Selain itu pula, dalam pembelajaran jarak jauh dikenal pula istilah E-Learning.
E-learning merupakan metode penyampaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak
jauh. E-learning dapat dipahami sebagai metode penyampaian dengan komputer dan
memanfaatkan teknologi internet serta pemrograman yang memungkinkan para
peserta didik untuk berinteraksi dengan bahanbahan pelajaran melalui chat room
(ruang komunikasi).
Menurut Dohmen (1967)
mengemukakan bahwa pembelajaran jarak jauh adalah suatu bentuk pembembelajaran
mandiri yang terorganisasi secara sistematis yang dilakukan oleh sekelompok
tenaga pengajar yang memiliki tanggung jawab yang berbeda. Tanggung jawab
pengajar-pengajar tersebut meliputi kegiatan konseling, penyajian materi,
pembelajaran, supervise dan pemantauab terhadap keberhasillan siswa. Sedangkan
Peters (1973) mengatakan bahwa pendidikan jarak jauh adalah metode penyampaian
pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui penggunaan media yang menerapkan
sistem indusrialilasi dalam pembelajaran.
Belajar jarak jauh bukanlah
suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan mengingat cara belajar ini sudah dikembangkan
sejak tahun 1970-an. Bila dianalisis secara gamblang saja maka dapat dikatakan
belajar jarak jauh merupakan suatu bentuk system pembelajaran yang proses
pembelajarannya jauh dari pusat penyelenggaraan pendidikan dan bersifat
mandiri. Pendidikan jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang membebaskan
pembelajar untuk dapat belajar tanpa terikat oleh ruang dan waktu dengan
sedikit mungkin bantuan dari orang lain.
Komunikasi yang berlangsung
pada system pembelajaran ini bersifat komunikasi tidak langsung, artinya proses
pembelajaran dilakukan dengan perantaraan dalam bentuk media cetak maupun multimedia
yang dirancang khusus. Kalaupun ada kontak langsung, bukanlah suatu proses proses
pembelajaran, namun suatu kegiatan tutorial untuk menyakinkan bahwa materi
pembelajaran yang disampaikan kepada pebelajar melalui media benar-benar
mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah dirumuskan.
Beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari pendidikan jarak jauh antara lain:
1. Dapat dipercepatnya usaha memenuhi
kebutuhan masyarakat dan pasaran kerja.
2. Dapat menarik minat calon peserta yang
banyak.
3. Tidak tergangggunya kegiatan kehidupan
sehari-hari karena pola jadwal pembelajaran yang luwes.
4. Harapan akan meningkatnya kerjasama dan dukungan
pengguna lulusan atau keluaran.[3]
B.
Ciri-ciri
Pembelajaran Jarak Jauh.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yang dimaksud dengan
Pendidikan Jarak Jauh (PPJ) adalah pendidikan yang pesertanya didiknya terpisah
dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, informasi, dan media lainnya. Soekartawi (2003)
memberikan ciri-ciri yang lebih spesifik dari PJJ yaitu sebagai berikut:
1.
Kegiatan
belajar terpisah dengan kegiatan pembelajaran. Selama proses belajar siswa
selaku peserta didik dan guru selaku pendidik terpisahkan oleh tempat, jarak
geografis dan waktu atau kombinasi dari ketiganya.
2.
Siswa
dan guru terpisah selama pembelajaran, komunikasi diantara keduanya dibantu
dengan media pembelajaran, baik media cetak (bahan ajar berupa modul) maupun
media elektronik (CD-ROM, VCD, telepon, radio, video, televisi, komputer).
3.
Jasa
pelayanan disediakan baik untuk siswa maupun untuk guru, misalnya resource
learning center atau pusat sumber belajar, bahan ajar, infrastruktur pembelajaran).
Dengan demikian, baik siswa maupun guru tidak harus mengusahakan sendiri
keperluan dalam proses pembelajaran.
4.
Komunikasi
antara siswa dan guru bisa dilakukan baik melalui satu arah maupun dua arah (two
ways communication). Contoh komunikasi dua arah ini, misalnya tele-conferencing,
video-conferencing, emoderating).
5.
Proses
pembelajaran di PJJ masih dimungkinkan dengan melakukan pertemuan tatap muka
(tutorial) dan ini bukan merupakan suatu keharusan.
6.
Selama
kegiatan belajar, siswa cenderung membentuk kelompok belajar, walaupun sifatnya
tidak tetap dan tidak wajib. Kegiatan berkelompok diperlukan untuk memudahkan
siswa belajar.
7.
Peran
guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai
participant.[4]
C.
Tingkatan Pendidikan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
1.
Pendidikan
Dasar.
Pada tingkat sekolah dasar, guru cenderung menggunakan
kaset video rekaman daripada program televisi siaran langsung. Beberapa seri
siaran yang sering digunakan di tingkat sekolah dasar awal, Sesame Street dan
Clifford; pada tingkat menengah, Reading Rainbow, Between the Lions, Arthur,
dan ZOOM. Program ini digunakan sebagai pengayaan bukan sebagai inti dari
instruksi. Guru yang menggunakan program televisi pendidikan cenderung
menggunakan lebih dari satu program (biasanya dua atau tiga), tetapi tidak
seluruh rangkaian (Childrenโs Television Workshop, 1990).
2.
Pendidikan
Menengah.
Pendidikan sekunder adalah tahap pendidikan setelah
sekolah dasar. Pendidikan sekunder umumnya tahap akhir dari pendidikan wajib.
Tahap selanjutnya pendidikan yaitu perguruan tinggi atau universitas.
Pendidikan menengah ditandai dengan adanya transisi dari wajib belajar
pendidikan dasar untuk anak-anak ke pendidikan ke yang lebih tinggi untuk orang
dewasa (misalnya, universitas atau sekolah kejuruan). Di tingkat menengah
menggunakan televisi dapat terhubung dengan beberapa sekolah, sehingga
menciptakan cukup besar โkelasโ yang terjangkau, sebagai contoh, jaringan
StarNet. Jaringan satelit yang berbasis di Texas, menjangkau siswa sekolah
menengah di seluruh Amerika Serikat melalui satelit. StarNet menawarkan kursus
eperti bahasa asing (Spanyol, Perancis, Jerman, Latin, dan Jepang), calculus,
fisika, psikologi, dan sejarah seni.
3.
Pendidikan
Tinggi.
Pada tingkat tinggi, sistem telekomunikasi yang
digunakan di kampus dan di luar kampus lebih ekstensif. Ratusan perguruan
tinggi menggunakan telekomunikasi sebagai bagian dari program rutin. Tujuan
umumnya adalah untuk menambah jumlah siswa yang dapat dicapai oleh satu
pengajar. Misalnya, untuk seorang profesor memberikan materi dengan berbicara
dari sebuah studio atau ruang kelas yang dilengkapi kamera. Pendidikan tinggi
adalah tingkat pendidikan yang mengikuti penyelesaian sekolah pendidikan
menengah seperti sekolah tinggi, sekolah menengah, atau olahraga. Pendidikan
tinggi biasanya diambil untuk mendapatkan gelar sarjana dan atau pascasarjana,
serta pendidikan kejuruan dan pelatihan. Penyempurnaan pendidikan tinggi
umumnya hasil dalam pemberiansertifikat , ijazah , atau gelar akademik.
4.
Pendidikan
Informal.
Pendidikan informal merupakan pembelajaran yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misal, seorang teman dapat mendorong orang
lain untuk berbicara tentang hal-hal yang telah terjadi dalam hidup mereka
sehingga mereka dapat menangani perasaan mereka dan berpikir tentang apa yang
harus dilakukan selanjutnya. Pendidikan informal terjadi melalui dan didorong
oleh percakapan, juga melibatkan pengalamanpengalaman yang telah dimilki dan
dapat terjadi dalam keadaan apapun.[5]
D.
Prinsip
Pendidikan Sistem Belajar Jarak jauh
Untuk pembuatan program ini dititik
beratkan pada prinsip-prinsip pendidikan jarak jauh, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Prinsip
Kemandirian.
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum yang
memungkinkan dapat dipelajari secara independent learning, pebelajar
dihadapkan pada pilihan yang terbaik bagi dirinya sendiri, dari mulai
pembentukan kelompok belajar, program pendidikan yang digunakan, pola belajar
yang disukai, mengunakan sumber belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Penyelesaian program yang ditentukan sendiri oleh pebelajar.Bahan-bahan
pelajaran yang disediakan berupa paket-paket yang dapat dipilih oleh pebelajar,
yang didukung oleh pembimbing atau tutorial dan ujian yang dirancang dengan
pendekatan belajar tuntas.Pebelajar belajar dengan mandiri dengan sesedikit
mungkin melakukan pertemuan dengan tutor yang bersangkutan.
2.
Prinsip
Keluwesan.
Prinsip indiwujudkan dengan dimungkinkannya peserta
didik untuk memulai, mencari sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan
belajar, mengikuti ujian dan mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan waktu
dan tahun ajaran.Dikatakan luwes, pebelajar dimungkinkan untuk berpindah dari pendidikan
formal ke pendidikan nonformal atau sebaliknya dari pendidikan non-formal ke
pendidikan formal.
3.
Prinsip
Keterkinian.
Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran
yang pada saat ini diperlukan (just-in-time).Hal ini berbeda dengan sistem
pendidikan dan pelatihan konvensional yang program atau kurikulumnya termasuk
buku-buku yang tersedia, dirancang untuk mengantisipasi keperluan masa
mendatang (just-incase). Kecepatan untuk memperoleh informasi yang baru
merupakan suatu peluang untuk dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan
bebas.
4.
Prinsip
Kesesuaian.
Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar
yang terkait langsung dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja
atau kemajuan masyarakat. Sumber belajar tersebut bobotnya harus setara dengan kompetensi
yang diperlukan, tetapi disajikan dalam bentuk yang sederhana yang dapat
dipelajari sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Prinsip ini disesuaikan
dengan kebutuhan dan latar belakang pebelajar.
5.
Prinsip
Mobilitas.
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi
pebelajar untuk berpindah lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang
setara setelah memenuhi kompetensi yang diperlukan.
6.
Prinsip
Efisiensi.
Prinsip
ini diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam sumber daya dan teknologi
yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala sumber disekeliling
pebelajarakan membantu pebelajar untuk dapat menggunakan sumber tersebut
sebanyak mungkin, sehingga pebelajar tidak merasa kerepotan mengenai sumber
belajarnya. Pada pelaksanaannya ada beberapa faktor penting yang harus
diperhatikan, agar sistem pendidikan (pembelajaran) jarak jauh dapat berjalan
dengan baik, yakni perhatian, percaya diri pendidik, pengalaman, mudah
menggunakan peralatan, kreatif menggunakan alat, dan menjalin interaksi dengan
peserta didik.
E.
Pengelolaan
Pembelajaran Jarak Jauh
Komponen-komponen penting dalam system pembelajaran
jarak jauh guru yaitu: Program, Kurikulum, Bahan ajar, Layanan, Evaluasi Hasil
Belajar.
1.
Program.
Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam penawaran program dalam system pembelajaran jarak
jauh adalah Studi kelayakan perlu dialkukan untuk melihat kemungkinan
diselenggarakan suatu program dengan melihat beberapa hal yaitu kebutuhan
masyarakat akan program (kualifikasi yang dibutuhkan, keberlanjutan );
ketersediaan sumber daya ( tenaga pengembang bahan ajar, tenaga adminstrasi,
dan penunjang sarana dan prasarana); pendanaan (dana investasi, dana oprasional
dan pemeliharaan, penerimaan internal).
2.
Kurikulum.
Kurikulum
harus dapat menggambarkan bentuk program yang akan ditawarkan yang antara lain
meliputi aspek tujuan program, profil lulusan, keunggulan program . Kurikulum
tersebut merupakan dasar pengembangan garis proram pengajaran (GBPP).
3.
Bahan
Ajar
a)
Pengembangan
bahan ajar.
Dalam system pembelajaran jarak jauh , paket bahan
ajar merupakan komponen yang sangat penting ,karena merupakan sumber belajar
utama bagi peserta didik . Rowntree (1994) mengelompokkan media cetak yang
dapat dimanfaatkan dalam system pembelajaran jarak jauh menjadi empat katagori
yaitu media cetak, media audio โvisual, media praktikum dan meida interakif.
Beberapa alternative pengembanagn bahan ajar dalam system pembelajaran jarak
jauh Rowntree (1994 ) yaitu : Menggunakan paket bahan ajar yang telah
dikembangkan oleh institusi jarak jauh lain. Menggunakan bahan yang oleh
intitusi, pendidikan konvensional seperti buku teks,video,ataupun materi
belajar yang dapat digunakan.
b)
Pengembangan
bahan ajar baru.
Pengembangan
bahan ajar dapat dilakukan minimal melalui dua pola pendekatan seperti yang
dikemukakan oleh Moore & Kearsley (1996) yaitu pola penulis-editor dan
couse team. Pendekatan Penulis-editor yaitu Pengembangan bahan ajar melibatkan
dua orang yaitu penulis dan editor. Penulis diasumsikan berfungsi sebagai ahli
materi keilmuan ,ahli desain instruksional,ahli media dan ahli
evaluasi.sedangkan editor berfungsi rangkap sebagai couse manager, penelaah
materi, penyuting format dan ketikan, serta penyutingan bahasa. Pendekatan
Course. Tim pengembangan bahan ajar dengan pendekatan course tim ini melibatkan
beberapa tenaga ahli yang terdiri dari: materi/penulis, ahli desain
instruksional,ahli media, dan manager/penanggung jawab pengembangan bahan ajar
/mata pelajaran.
4.
Layanan
Bantuan Belajar.
Walaupun
bahan ajar pada system pembelajaran jarak jauh telah dirancnag untuk dipelajari
sendiri, pada kenyataannya setiap peserta didik dalam proses belajarnya
memerlukan bantuan ataupun dukungan dari orang atau pihak lain, baik pada saat
memulai kegiatan belajarnya, pada saat proses belajar, ataupun sesudah proses
belajar berakhir. Secara institusi layanan bantuan belajar pada system
pembelajaran jarak jauh yang dapat diberikan melalui berbagia cara antara lain:
Tutorial, Bimbingan dan konseling dan Fasilitas /pusat sumber belajar
a)
Tutorial.
Layanan akademik dalam bentuk tutorial dapat dilakukan baik secara
tatap muka maupun jarak jauh dengan menggunakan media. Tutorial tatap muka pada
dasarnya fungsi tutorial tatap muka adalah membantu peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam mempelajari bahan ajar (Rowntree,1994). Tutorial
jarak jauh. Tutorial jarak jauh dapat dilkukan secara tertulis melalui surat
lewat pos /elektronik( mailing mail/list ),melalui telepon /telekonferensi
audio, telekoferensi video,tutorial radio atau televisi.
b)
Bimbingan
dan konseling. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan belajar yang
mendukung dan memfasilitasi proses belajar peserta didik ,mulai dari registrasi
awal sampai lulus.
c)
Fasilitas
/pusat sumber belajar. Bantuan belajar juag harus meliputi
perencanaan penyediaan sara akademik dalam pemanfaatan sarana dan prasarana
yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa seperti: Ruang tutorial, Mini lap,
Perpustakaan mini, Ruang computer, internet. Bantuan belajar dalam bentuk
fasilitas tersebut akan membantu proses belajar peserta didik ,sehingga mereka
tahu kemana harus datang bila memerlukan bantuan dalam proses belajarnya.
F.
Lingkup
Pembelajaran jarak jauh
Sistem pembelajaran jarak jauh secara mendasar
dapat ditinjau dari berbagai hal yaitu: Penyelenggaraan, Sasaran, Bentuk/model, komponen.
1.
Penyelenggaraan.
Sistem
pembelajaran jarak jauh dapat diselenggarakan baik oleh swasta maupun
pemerintah. Pembelajaran jarak jauh yang bersifat pelatihan singkat untuk
keterampilan atau pengetahuan tertentu dengan kebutuhan masyarakat ,juga banyak
diselenggarakan
2.
Sasaran.
Sasaran
peserta system pembelajaran jarak jauh dapat dilihat dari beberapa faktor
yaitu,jalur ,jenjang, dan usia.Jalur pembelajaran dapat berupa jalur sekolah
atau jalur luar sekolah . Jalur sekolah artinya pendidikan yang ditempuh
mengikuti struktur kurikulum yang baku dan berlaku. Sedangkan jalur luar
sekolah adalah pendidikan yang bersifat pelatihan pendek yang disesuaikan dengan
kebutuhan pengguna. Sistem pembelajaran jarak jauh dapat menjangkau jenjang
pendidikan SD, SMA, sekolah tinggi atau perguruan tinggi.Demikian pula usia dalam
system jarak jauh tidak di batasi.
3.
Model
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh.
Pada
dasarnya terdapat 3 model penyelenggaraan system pembelajaran jarak jauh yang
sering dikenal dengan yaitu single mode, dual mode, dan konsorium.
a.
Model
Tunggal (single mode).
Model
single mode adalah institusi yang secara khusus memberikan pelayanan kepada
siswa secara jarak jauh .Pada umumnya ,institusi yang menerapkan single mode
ini memiliki struktur organisasi yang lengkap , mulai dari pengembangan bahan
ajar, proses belajar, distribusi bahan ajar dan evaluasi hasil belajar, serta
dilengkapi dengan unit pendukung lainnya yang dirancang untuk memberikan
layanan pendidikan jarak jauh. Contohnya CNED.
b.
Dual
Mode.
Institusi
yang menerapkan mode dual mode adalah institusi yang menyelenggarakan
pendidikan dalam dua cara dan tatap muka. Penerapan mode dual mode ini apabila
ditinjau dari faktor ketersediaan tenaga pengajar cukup menguntungkan. Tenaga pengajar
yang telah dimiliki oleh institusi untuk mengajar secara tatap muka, dapat
direkrut dan berperan sebagai penyiapan bahan ajar, proses pembelajaran (proses
bantuan tutor ,konseling ) serta pelaksanaan evaluasi.
c.
Model
Konsorsium.
Model konsorsium
dalam penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh adalah penyelenggraan
pembelajaran jarak jauh yang didasari atas kolaborasi beberapa institusi.
Kolaborasi melibatkan institusi dengan berbagai bidang keahlian seperti perancangan
program, pengembangan bahan ajar, proses pembelajaran ,distribusi bahan ajar,
dan evaluasi hasil belajar. Dengan adanya kolaborasi ini maka tidak diperlukan
pengadaan fasilitas atau keahlian sumber daya manusia dalam berbagai bidang
oleh institusi.
G. Media Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
1.
Siaran
Radio.
Hampir
semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah alat yang mampu menyampaikan
berbagai informasi, melantunkan musik dan lagu bahkan berita, tetapi tidak
semua orang mengetahui bahwa program radio disiarkan melalui gelombang
elektromagnetik. Ketika kita mendengarkan radio, kita mendengar sinyal elektronik
yang menyiarkan, atau dikirim melalui udara, terdapat frekuensi AM dan FM.
Sementara untuk dapat menebus daerah lain yang berada di luar daerah pancarnya,
diperlukan stasiun relay. Sistem Relay mampu menghubungkan satu transmitter
dengan stasiun lainnya sehingga mempeluas daerah jangkauan daerah siaran.
a)
Keunggulan:
1)
Biaya.
Dibandingkan dengan media komunikasi massa lain misalnya televisi, biaya
penyelenggaraan media radio jauh lebih murah dengan kemampuan jangkauan daera yang
sama luasnya. Hal ini masih digunakan di negara-negara berkembang dan di daerah
lain dimana ada kendala geografis atau ekonomi pada teknologi yang bisa
diterapkan.
2)
Fleksible,
Media audio sangat fleksibel dan dapat memiliki efek yang kuat, dramatis, terutama
untuk menyampaikan musik, diskusi, dan bercerita. Imajinasi stimulator.
Kemampuannya untuk menstimulasi imajinasi pendengar karena radio adalah media
audio saja, pendengar bebas menggunakan imajinasi mereka untuk menciptakan
gambar.
b)
Keterbatasan:
1)
Karakteristik.
Keterbatasan utama media radio terletak pada karakteristik media ini yang
dikenal sebagai media sekali dengar, artinya bila pendengar tidak mendengar
atau tidak mengerti informasi yang disajikan, maka informasi tersebut tidak
dapat didengar lagi kecuali melalui siaran ulangan.
2)
Masalah
jadwal siaran atau rekaman program bagi para pengajar. Umumnya para pengajar sulit
mengikuti jadwal ketat yang diberikan oleh stasiun siaran atau studio rekaman.
3)
Tingkat
interaksi. Interaktivitas yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran jarak
jauh juga merupakan keterbatasan dari media radio. Tingkat interaktivitas media
radio sangat rendah karena pada dasarnya media radio merupakan media komunikasi
satu arah. Perkembangan teknologi telah memungkinkan adanya interaksi dalam tingkat
tertentu dengan menggunakan telepon. Hal ini memberikan warna baru dalam
penyelenggaraan siaran langsung yang bersifat interaktif dapat dilakukan. Bentuk
Penyajian Program Radio yaitu Ceramah atau kuliah, Dialog, Wawancara, Drama
2.
Telekonfrensi
Audio.
Telekonferensi
audio (audio teleconference) pada dasarnya merupakan perluasan atau
perpanjangan dari pemanfaatan telepon biasa. Kemajuan komunikasi dua arah yang
terjadi dalam sebuah telekonferensi audio umumnya dilakukan secara langsung
dengan menggunakan saluran telepon maupun satelit.
a)
Keunggulan:
1)
Biaya
efektif. Sekolah dapat mengundang guru ke dalam kelas untuk terlibat dalam
dialog dengan siswa. Telekonferensi audio sering dilihat sebagai cara yang
efektif untuk mengadakan pertemuan atau sesi pelatihan tanpa mengorbankan waktu
dan uang.
2)
Mudah
digunakan. Bentuk yang paling mudah diakses telekomunikasi karena menggunakan layanan
telepon. Perusahaan telepon telah memudahkan untuk mengatur telekonferensi audio
dari telepon manapun.
3)
Interaktif.
Tingkat interaktivitas dalam pemanfaatan telekonferensi audio ini tinggi, sehingga
memungkinkan peserta dan narasumber atau instruktur dapat saling berbicara satu
dengan yang lain
b)
Keterbatasan
1)
Kurangnya
informasi visual. Tidak mampu menyajikan materi yang bersifat visual. Kendala
ini dapat diatasi dengan mempersiapkan materi yang bersifat visual di lokasi
konferensi sebelum kegiatan dimulai.
2)
Miskin
audio. Penerimaan suara kurang baik. Pada komunikasi audio jarak jauh kendala kurang
baiknya kualitas radio sering ditemukan. Untuk mengatasi kendala ini, penyelenggara
perlu memperhatikan peralatan microphone-amplifier khusus disetiap
lokasi.
3)
Mengintimidasi.
Kurangnya pengalaman dengan jenis teknologi komunikasi dapat membuat beberapa
peserta enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan konferensi audio.
3.
Siaran
Televisi.
Televisi
dikenal sebagai media yang mampu menyajikan beragam informasi dalam bentuk
suara dan gambar secara bersamaan. Dengan perkembangan teknologi yang luar
biasa, sistem pemancaran dan penerimaan tayangan televisi dapat dilakukan
dengan berbagai macam sistem, antara lain: broadcast transmission,
closed-circuit television (CCTV), Tv-Cable, satellite transmission. Walaupun
sistem pemancaran dan penerimaan siaran televisi tidak berpengaruh kepada informasi
atau program yang disiarkan, masing-masing sistem memiliki cara kerja yang berlainan.
a)
Karakteristik
Media Televisi
Pemanfaatan
media televisi sebagai alat penyampai materi pendidikan telah cukup dikenal, namun
sejauh mana media televisi ini dapat berperan dalam pendidikan jarak jauh
merupakan fokus yang menarik untuk ditelaah. Secara umum, media televisi ini
dapat dilihat sebagai media yang sarat dengan informasi audio dan visual yang secara
simultan disajikan. Dari sisi pembelajaran, media televisi pendidikan dikenal
sebagai media yang memiliki kekuatan audio visual yang mampu memberikan
pemahaman mengenal konsep-konsep abstrak.
b)
Keunggulan
1)
Menjangkau
sasaran didik dalam jumlah yang besar sekaligus secara bersamaan.
2)
Menyajikan
berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak sekaligus. Variasi visual
yang mampu disajikan melalui media televisi ini memberikan peluang untuk menyajikan
program yang menarik dan imajinatif, yang tentunya akan menstimulasikan dan
memotivasi peserta didik dalam segala usia dan tingkat pendidikan.
3)
Mampu
menyajikan pengalaman dan mendokumentasikan kejadian nyata.
4)
Menjembatani
peserta didik dengan institusi pembelajaran jarak jauh. Kehadiran program televisi
yang menampilkan pengajarpengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa
kesendirian yang umumnya dirasakan oleh peserta didik.
c)
Keterbatasan
1)
Biaya
pengadaan peralatan dan pembuatan program televisi relatif mahal.
2)
Pembuatan
program relatif tidak mudah dan lama.
3)
Media
televisi bersifat konstan, artinya tidak dapat dihentikan atau diputar ulang
apabila peserta didik tidak memahami materi yang ditayangkan.
4)
Waktu
penayangan terbatas sehingga apabila peserta didik tidak mengikuti siaran pada
saat ditayangkan, maka mereka kehilangan kesempatan untuk mengikuti program.
Untuk itu, diperlukan informasi jadwal jauh sebelum waktu penayangan sehingga
peserta didik siap mengikuti siaran.
5)
Tingkat
interaktivitas media televisi sangat rendah karena media ini merupakan media komunikasi
satu arah. Dalam tingkat tertentu, interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan
telpon, namun penyelenggaraan siaran langsung dalam SPJJ mengalami banyak
kendala.
4.
Komputer
dan Internet
Komputer
hingga saat ini merupakan satusatunya media yang memiliki teknologi yang berkemampuan
interaktif. Kebutuhan akan kehadiran media komputer dalam dunia pendidikan ini
sangat terasa. Hal ini disebabkan oleh karakteristik media komputer, antara
lain:
a)
Memungkinkan
terjadinya interaksi antara peserta didik dan materi pembelajaran,
b)
Memungkinkan
terjadi proses belajar mandiri sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik.
c)
Mampu
menampilkan unsur audio visual,
d)
Dapat
memberikan umpan balik.
e)
Menciptakan
proses belajar berkesinambungan.
Dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan komputer
dalam proses pembelajaraan tidak hanya terbatas pada penggunaan stand alone,
tetapi dapat pula dilakukan dalam bentuk jaringan, yang dikenal dengan internet.
Jaringan komputer telah memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang lebuh
luas, interaktif, dan lebih fleksibel. Jaringan ini mampu menghubungkan beratus
ribu jaringan komputer. Dengan kemampuan ini, internet dapat menjadi media
komunikasi dalam proses pembelajaran jarak jauh, sekaligus dapat berperan sebagai
sumber pembelajaran.[6]
a)
Keunggulan
Konferensi melalui internet memiliki keunggulan antara lain sebagai berikut:
1)
Dapat
menjangkau peserta yang tidak terbatas jumlahnya pada saat bersamaan.
2)
Tidak
dibatasi oleh ruang, waktu dan bahkan teritorial negara. Mampu menyajikan teks,
gambar, animasi, suara dan video dengan kecepatan yang relatif tinggi.
3)
Mampu
melakukan link ke berbagai lokasi (site) lain di dunia.
4)
Interaktifitas
sangat tinggi
b) Keterbatasan Konferensi melalui internet memiliki
keterbatasan antara lain sebagai berikut:
1)
Membutuhkan
keterampilan menggunakan komputer (computer literacy)
2)
Pulsa
internet relatif masih mahal
H.
Kunci Utama Dan Peranannya Dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Interaksi antara pengajar dan pebelajar memegang
peranan yang sangat penting dalam pembelajaran jarak jauh. Dalam proses pembelajaran
interaktif, komunikasi dua arah (two ways communication) berlangsung antara
pengajar dan pebelajar. Interaksi merupakan faktor penting sebagai sarana penunjang aktivitas pembelajaran. Dibawah
ini adalah deskripsi singkat mengenai peran-peran kunci utama dalam
pembelajaran jarak jauh :
1.
Siswa
(student), peran utama dari siswa disini adalah belajar. Dalam proses pembelajaran
jarak jauh ini tetap diperlukan keadaan yang baik, motivasi, perencanaan, dan
kemampuan untuk menganalisa materi perkuliahan, tugas, dan tes yang diberikan
seorang pengajar kepada siswa. Kemampuan berinteraksi antara dosen dengan siswa
sangat bergantung pada hubungan teknis (technical linkage) yang menjembatani
batasan antara kelas yang terpisah dengan partisipasi siswa. Siswa perlu
mengetahui bagaimana menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dengan guru dan
satu sama lain. Ketika siswa ingin mengajukan pertanyaan, atau ingin menambah
diskusi, mereka harus mampu menggunakan teknologi untuk berinteraksi.
2.
Kampus
(faculty), kesuksesan dari sistem pembelajarasn jarak jauh ini sangat ditentukan
oleh kampus. Pada sistem kelas tradisional, tanggung jawab seorang pengajar
adalah memberikan materi dan memberikan keperluan yang dibutuhkan siswa. Hal
yang menarik adalah penyesuaian kemampuan mengajar secara jarak jauh. Seorang
pengajar harus mampu membuat sistem pemahaman yang mudah, mengadaptasikan cara
mengajar antara sistem kelas tradisional dengan teknologi dari sistem
pembelajaran jarak jauh.
3.
Fasilitator,
sebagai jembatan antara siswa dengan pengajar. Agar efektif maka fasilitator
harus mampu menganalisa kebutuhan-kebutuhan antara siswa dengan pengajar.
4.
Staff
pendukung (support staff), secara individual bagian ini tidak begitu
menonjol, tetapi pada sistem pembelajaran jarak jauh secara luas, fungsi dari
layanan pendukung sangat menentukan dari kesuksesan pembelajaran jarak jauh,
yang antara lain adalah dalam sistem pendaftaran mahasiswa (registration), penggandaan
dan penyebaran materi, pengaturan jadwal (schedulling), pemrosesan laporan
penilaian (grades),pengaturan hal teknis, dan lain sebagainya.
5.
Administrator,
meskipun fungsi administrator sangat berpengaruh pada perencanaan awal sistem
pembelajaran jarak jauh, administrator juga berperan sebagai pengambil
keputusan (decision maker). Administrator bekerja secara personal dan
memastikan sumber dan teknologi yang ada dapat bekerja secara baik dan efektif,
dan selalu bertanggung jawab dalam memaintenance sistem.[7]
I.
Kelemahan
dan Kelebihan Pembelajaran Jarak Jauh (E-Learning)
Kesuksesan Pembelajaran Jarak Jauh yang meninggalkan
ketaatan pada jadwal seperti pada proses pembelajaran tatap muka, bukanlah merupakan
suatu pilihan yang mudah baik bagi instruktur maupun peserta didik. Maka dari
itu PJJ memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan.
1.
Kelebihan
pembelajaran jarak jauh
a)
Tersedianya
fasilitas e-moderating di mana pendidik dan peserta didik dapat berkomunikasi
secara mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat,
waktu.
b)
Peserta
didik dapat belajar atau me-review bahan pelajaran setiap saat dan di mana saja
kalau diperlukan.
c)
Bila
peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara mudah.
d)
Baik
pendidik maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan yang lebih luas.
e)
Peserta
didik dapat benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar-mengajar karena ia
senantiasa mengacu kepada pembelajaran mandiri untuk pengembangan diri pribadi (Oemar
Hamalik, 1994:52)
f)
Adanya
pemerataan pendidikan ke berbagai tempat, bahkan ke tempat terpencil atau pedalaman
sekalipun.
g)
Kapasitas
daya tampung pembelajaran jarak jauh online tidak terbatas, karena tidak
memerlukan ruang kelas, sehingga antara pengajar dengan pembelajar tidak perlu
bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas. Pengajar dan pembelajar dalam
proses pembelajaran memanfaatkan fasilitas komputer yang dihubungkan dengan
internet atau intranet.
h)
Tidak
diperlukannya ruang kelas untuk tatap muka dalam proses pembelajaran akan
mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan
kelas atau gedung sekolah, transportasi, atau alat tulis menulis, dan sebagainya.
i)
Proses
pembelajaran tidak terbatas oleh waktu, sehingga pembelajar dapat menentukan
sendiri waktunya untuk belajar, sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan waktu
yang dimilikinya.
j)
Karena
tidak terbatas oleh waktu, maka proses pembelajaran ini sangat tepat diterapkan
bagi orang yang memiliki waktu terbatas atau tidak tentu, misalnya karyawan,
pegawai, pengajar, dan sebagainya. Mereka dapat mengikuti proses pendidikan dan
tidak perlu mengganggu waktu bekerja mereka. Mereka masih tetap bekerja sambil
belajar.
k)
Pembelajar
dapat menentukan materi pembelajaran yang dipelajarinya sesuai dengan minat,
keinginan dan kebutuhannya, sehingga pembelajaran akan efektif untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
l)
Pembelajaran
berlangsung bergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar. Jika pembelajar
telah mencapai tujuan pembelajaran, maka dia dapat menghentikan proses
pembelajaran yang berkaitan dengan suatu materi pembelajaran dan berpindah ke
materi pembelajaran berikutnya. Namun, jika pembelajar masih belum memahami
materi pembelajaran yang dipelajarinya tersebut, maka diberi kesempatan untuk
mengulangi kembali mempelajari materi pembelajaran tersebut. Pembelajar
mengulangi pembelajaran tanpa tergantung pada pengajar atau pembelajar lainnya,
sehingga dapat belajar sampai tuntas (mastery learning).
m)
Materi
pembelajaran selalu akurat dan mutakhir (up to date), karena pembelajar dapat
berinteraksi langsung dengan berbagai sumber informasi, terutama jika ada
materi pembelajaran yang belum atau kurang dipahami, sehingga keakuratan materi
pembelajaran yang disampaikan dapat terjamin. pembelajaran dapat diakses setiap
waktu lalu disimpan dalam komputer, sehingga materi pembelajaran itu mudah
diperbarui sesuai dengan perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan serta teknologi
yang terus berkembang setiap saat.
n)
Dapat
menarik perhatian dan minat pembelajar karena pembelajaran jarak jauh dilaksanakan
secara interaktif.
2.
Faktor-faktor
keberhasilan pembelajaran jarak jauh:
a)
Instruktur
harus semangat dan konsisten (committed).
b)
Tim
harus melibatkan dukungan
c)
administratif
yang baik, tergantung pada jenis bahan dan metode-metode penyampaian yang
dipergunakan, serta staf perancangan dan pembuatan yang baik
d)
Bahan-bahan
pengajaran harus direncanakan dengan baik sehingga mereka dapat diuji dan
selalu tersedia. Sebagian besar pekerjaan dilakukan sebelum bahanbahan tersebut
diterima oleh para peserta
e)
Harus
ada fasilitasi dan dorongan terhadap
f)
interaksi
peserta baik dengan instruktur maupun dengan para peserta sendiri.
g)
Pelatih
harus tetap berkomunikasi secara rutin dengan semua peserta didik
h)
Kemampuan
untuk menggunakan setiap teknologi yang digunakan merupakan keharusan. Harus
diujikan dan dijelaskan kepada para peserta sepenuhnya sehingga mereka mereka
mengenali dengan baik dan merasa nyaman dengannya.
i)
Masalah-masalah
komunikasi dan teknis harus diselesaikan begitu muncul.
j)
Instruktur
perlu menggunakan berbagai metode interaksi dan feedback (misalnya komunikasi
satu per satu conference calls, snail-mails, e-mail, video dan
komunikasi tatap muka dengan menggunakan komputer (computer conferencing)
k)
Para
peserta dapat menyimpan buku hariannya mengenai pandangan-pandangan mereka
terhadap kemajuan dan isi dari kursus tersebut dan selanjutnya mengirimkan atau
menyampaikan secara berkala.
l)
Sangat
penting untuk dapat melakukan kursus langsung tatap muka paling tidak satu
kali, yang akan lebih baik bila dilakukan diawal dalam rangka membantu para
peserta terbiasa dengan rutinitas pembelajaran jarak jauh dan untuk memberikan
beberapa arahan mengenai teknik-teknik belajar.
3.
Walaupun
demikian, pembelajaran jarak jauh juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan,
antara lain:
a)
Kurangnya
interaksi antara pendidik dan peserta didik atau bahkan antarsesama peserta
didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya
values dalam proses pembelajaran.
b)
Kecenderungan
mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya
aspek bisnis/komersial.
c)
Masalah
ketepatan dan kecepatan pengiriman modul dari puast pengelolaan pembelajaran
jarak jauh kepada para peserta di daerah sering tidak tepat Dukungan
administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh dibutuhkan untuk melayani
jumlah peserta didik yang mungkin sangat banyak.
d)
waktu,
dan karenanya dapat menghambat kegiatan pembelajaran.
(Oemar Hamalik, 1994:53)
e)
Peserta
didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
f)
Tingginya
kemungkinan gangguan belajar yang akan menggagalkan proses pembelajaran karena
pembelajaran jarak jauh menuntut pembelajar untuk belajar mandiri atau belajar
individual. Jika pembelajar tidak disiplin belajar secara mandiri, maka ada
kemungkinan akan terjadi gangguan selama belajar, bahkan mungkin pula kegagalan
dengan terhentinya program pembelajaran.
g)
Pembelajar
ketika membuka internetnya tidak mendapatkan materi pembelajaran yang
diperlukannya, sehingga perlu menghubungi pengajar atau tutornya. Namun jika
harus menunggu pengajar atau tutornya untuk online melalui internet, maka
pembelajar akan mengalami kesulitan mendapat penjelasan pengajar atau tutor secepat
mungkin.
h)
Terjadi
kesalahan pemahaman pembelajar terhadap materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran.
Persepsi pengajar dan pembelajar terhadap materi pembelajaran dan tujuan yang
harus dicapai mungkin berbeda. Pembelajar mungkin merasa sudah menguasai
seluruh materi pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran tersebut, namun
sebaliknya menurut pengajaran pembelajar tersebut masih belum menguasai materi
pembelajaran secara tuntas sehingga tujuan pembelajaran pun belum tercapai
sepenuhnya. Untuk mengatasi kesalahan persepsi ini, perlu diadakannya evaluasi
pada setiap akhir materi pembelajaran.
J. Masalah dan Kendala Pembelajaran Jarak Jauh
Ada beberapa masalah yang dihadapi dalam
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, antara lain:
1.
Kurang
tersedianya infrastruktur dan sumber daya pendukungnya, seperti kurang siapnya
sumber daya manusia yang terlibat (pengajar, pembelajar, atau teknisi).
2.
Adanya
kekhawatiran, pendapat, atau persepsi keliru yang berkembang di masyarakat
tentang pembelajaran jarak jauh, seperti tentang rendah atau kurangnya mutu
lulusan dari pembelajaran jarak jauh dibandingkan pembelajaran konvensional secara
tatap muka. Padahal pembelajaran jarak jauh sudah diakui oleh pemerintah dan
hasil yang sudah dicapainya tidak kalah dengan pendidikan formal. Masalah
lainnya adalah anggapan biayanya mahal, atau tidak diakreditasi oleh
pemerintah.
3.
Kurang
atau tidak adanya dukungan dari masyarakat, kebijakan dari pemerintah atau pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholders).
4.
Pembelajarannya
dianggap tidak menarik karena tidak ada atau kurangnya interaksi antara
pengajar dengan pembelajar atau
5.
pembelajar
dengan pembelajar lainnya.
6.
Cara
penyampaiannya yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah pembelajaran jarak jauh.
7.
Sulitnya
memilih media pembelajaran yang efektif dan interaktif sesuai dengan keinginan
dan minat pembelajar.
8.
Pendidikan
jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
pembelajar untuk belajar secara terpisah dari kegiatan mengajarnya, sehingga
komunikasi antara pembelajar dan pengajar harus dilakukan dengan bantuan media,
seperti media elektronik atau media cetak. Akibat terpisahnya ini, muncul
masalah, yaitu pembelajar dalam melakukan kegiatan belajarnya tidak mendapatkan
pengawasan langsung secara terus menerus
dari pengajar atau tutor yang hadir di ruang belajar atau di lingkungan
sekolah. Namun demikian, pembelajar mendapatkan perencanaan, bimbingan, dan
pengawasan dalam proses pembelajarannya dari lembaga pendidikan yang mengelola
atau mengatur pendidikan jarak jauh itu.
9.
Dalam
beberapa kenyataan di lapangan pendidikan, jarang sekali ditemui pembelajaran
jarak jauh yang seluruh proses pembelajarannya dilaksanakan dengan e-learning
atau online learning.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah:
- Sistem Belajar Jarak Jauh adalah sekumpulan metode pengajaran di mana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar
- Ciri-ciri pembelajaran Jarak Jauh yaitu Kegiatan belajar terpisah dengan kegiatan pembelajaran, Siswa dan guru terpisah selama pembelajaran, komunikasi diantara keduanya dibantu dengan media pembelajaran, Jasa pelayanan disediakan baik untuk siswa maupun untuk guru, Komunikasi antara siswa dan guru bisa dilakukan baik melalui satu arah maupun dua arah (two ways communication), Proses pembelajaran di PJJ masih dimungkinkan dengan melakukan pertemuan tatap muka (tutorial) dan ini bukan merupakan suatu keharusan, Selama kegiatan belajar, siswa cenderung membentuk kelompok belajar, Peran guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan siswa bertindak sebagai participant.
- Tingkatan Pendidikan Tinggi, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah. Pendidikan Informal.
- Prinsip Pendidikan Sistem Belajar Jarak jauh yaitu Prinsip Kemandirian. Prinsip Keluwesan, Prinsip Keterkinian, Prinsip Kesesuaian, Prinsip Mobilitas, dan Prinsip Efisiensi.
- Pengelolaan pembelajaran jarak jauh terdiri dari Program, Kurikulum, Bahan Ajar, Layanan Bantuan Belajar.
- Lingkup PJJ yaitu Penyelenggaraan, Sasaran, Bentuk/model, komponen
- Media Yang Digunakan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh yaitu radio, telekonfrensi audio, siaran televisi, komputer dn internet
- Kunci Utama Dan Peranannya Dalam Pembelajaran Jarak Jauh yaitu siswa, kampus, staf pendukung, administrator.
- Kelemahan PJJ yaitu sulit digunakan jika tak tersedia fasilitasnya terlebih jaringan internet dan kelebihan PJJ secara umum yaitu membantu dalam komunikasi dan pembelajaran secara mudah.
- Masalah dan kendalah dalam PJJ yaitu Kurang tersedianya infrastruktur dan sumber daya pendukungnya, Adanya kekhawatiran, pendapat, atau persepsi keliru yang berkembang di masyarakat, Kurang atau tidak adanya dukungan dari masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
C. Asri Budiningsih. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamalik Oemar. 1994. Sistem Pembelajaran
Jarak Jauh dan pembinaan Ketenagaan. Bandung: Trigenda Karya.
Hamzah B.Uno. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Harina Yuhetty dan Hardjito. 2004. Edukasi
Net Pembelajaran Berbasis Internet: Tantangan Dan Peluangnya dalam Mozaik
Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana media Grup.
Sadiman, Arief S. 1999. Jaringan Sistem
Belajar Jarak Jauh Indonesia, Pusat Teknologi Komunikasi dan
Informasi Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Smith, Mark K. 2009. Teori Pembelajaran dan Pengajaran.
Yogyakarta: Mirea.
Soekartawi. 2003. E-Learning Di
Indonesia Dan Prosppknya Dimasa Mendatang. Surabaya: Universitas Kristen
Petra.
Sungkono. 2005. Pembelajaran
Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi. Majalah Ilmiah Pembelajaran Nomor
1.
[1] Sungkono.
Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi. (Majalah Ilmiah
Pembelajaran Nomor 1. 2005).
[3] Harina
Yuhetty dan Hardjito. Edukasi Net Pembelajaran Berbasis Internet: Tantangan
Dan Peluangnya dalam Mozaik Teknologi Pendidikan. (Jakarta: Kencana media
Grup. 2004).
[4]
Soekartawi. E-Learning Di Indonesia Dan Prosppknya Dimasa Mendatang. (Surabaya:
Universitas Kristen Petra. 2003).
[6] Sadiman, Arief S. Jaringan Sistem Belajar Jarak Jauh Indonesia,
Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan. (Jakart: Depdiknas. 1999).
[7] Hamalik Oemar. Sistem Pembelajaran Jarak
Jauh dan pembinaan Ketenagaan. (Bandung: Trigenda Karya. 1994).
Mantap๐๐ป
BalasHapusSlot games at Jammy Monkey Casino - JS Hub
BalasHapusJammy ์ถ์ฒ ์ถ์ฅ์ต Monkey Casino ๊ณผ์ฒ ์ถ์ฅ๋ง์ฌ์ง has been operating ์ง์ฃผ ์ถ์ฅ์๋ง since ๋๋์ฒ ์ถ์ฅ์๋ง October ํ๋จ ์ถ์ฅ์๋ง 2017 and has over 20+ slots, table games, video poker, keno, blackjack,